نبذة مختصرة : Adanya fluktuasi penjualan produk keripik singkong diduga karena konsumen yang tidak loyal cenderung mencari produk yang lebih baik dari produk pesaing. Dengan berorientasi pada penerapan kualitas bauran pemasaran dan loyalitas konsumen diharapkan penjualan produk keripik singkong dapat stabil atau meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen, mengetahui perbandingan dan ada atau tidaknya perbedaan bauran pemasaran dan loyalitas konsumen antara merek keripik singkong Qtela, Kusuka, Chuba, dan Maicih. Penelitian ini dirancang secara kuantitatif dengan membandingkan keempat merek keripik singkong. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis nonparametrik Uji Kruskal Wallis. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang yang ditentukan menggunakan metode purposive sampling dan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas konsumen keripik singkong merupakan perempuan dengannusia 21 tahun, rata-rata pengeluaran per bulan sebesar Rp1.000.001 – Rp2.500.000, merek keripik singkong yang paling sering dikonsumsi yaitu Qtela dengan frekuensi mengonsumsi 2-3 kali sebulan, dan alasan konsumen mengonsumsi keripik singkong karena memiliki rasa yang sesuai dengan preferensi mereka. Hasil Uji Kruskal Wallis pada variabel bauran pemasaran dan loyalitas konsumen keripik singkong menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara keripik singkong merek Qtela, Kusuka, Chuba, dan Maicih.
No Comments.