نبذة مختصرة : Diskursus tentang peran dari Tarekat Syaṭṭārīyah dalam Perang Jawa sangat menarik untuk didiskusikan. Sebab betapa minimnya referensi sejarah yang membahasnya. Tak pelak, sejumlah tantangan pun bermunculan saat mendiskusikan fakta sejarahnya. Data-data yang penulis paparkan dalam penelitian ini seluruhnya merujuk pada data-data kepustakaan, sebab metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (library research) untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana peran dari jaringan Tarekat Syaṭṭārīyah dalam jihād fi sabīlillāh Perang Jawa 1825-1830 M? (2) Bagaimana Perang Jawa 1825-1830 M. menjadi medan aktualisasi jihād fi sabīlillāh bagi Tarekat Syaṭṭārīyah? Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Peran Tarekat Syaṭṭārīyah dalam Perang Jawa bermula dari entitasnya sebagai lembaga dengan jaringan organisasi dan komunikasinya. Ini terlihat dari sinergitas para tokoh utama Perang Perang pengamal Tarekat Syaṭṭārīyah bersama para pengikutnya di medan perang, baik dalam bentuk dukungan moral dan spiritual atau bahkan berupa bantuan material, fisik dan terlibat langsung di medan pertempuran. (2) Neo-sufisme dengan karakteristik Islam berorientasi syariat dan aktivismenya yang direpresentasikan Tarekat Syaṭṭārīyah adalah faktor fundamental dari keaktifannya di bidang sosial-politik. Aktivisme itu pun menjelma sebagai gerakan perlawanan terhadap imperialisme dan feodalisme penjajah Belanda di bumi Nusantara. Tak heran bila Tarekat Syaṭṭārīyah bermetamorfosis dari fungsinya sebagai persaudaraan spiritual dan sosial organik beralih ke sistem religio politik. Realitas tersebut, menjadikan aktualisasi gerakan jihād fi sabīlillāh bagi Tarekat Syaṭṭārīyah dalam Perang Jawa menemukan momentumnya, kontekstual dan signifikan.
No Comments.