نبذة مختصرة : Keberadaan topeng malangan yang masih dipertahankan sebagai salah satu seni tradisi manggulan (pembukaan) dalam suatu acara, & sistem kepercayaan Dusun Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Topeng malangan dalam mitologi bukan hanya suatu benda seni saja, melainkan suatu penggambaran simbolis dalam menghormati rah nenek moyang. Cerita ini dipercaya sejak zaman kerajaan Kanjuruhan oleh raja Gajayana, yang pada masa itu topeng dibuat dari emas dengan istilah Shangyang Puspo Sariro yang memiliki makna bunga dari hati yang paling dalam. Seni tradisi ini terus dipertahankan pada masa itu karena dilihat sebagai tradisi kultural yang sangat religius. Dusun Kedungmong, Kabupaten Malang dikenal sudah menjadi pusat kerajinan seni topeng sejak zaman Belanda, meski ketepatan tahun kemunculannya belum dapat dipastikan. Ketersediaan pengrajin seni topeng juga sejalan dengan keberadaan sanggar yang rutin mementaskan Gebyak Wayang seni pertunjukan topeng malangan di setiap bulannya. Aktifitas dalam tradisi topeng malangan selalu dikaitkan dengan penghormatan rah nenek moyang yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antar sesama warga dengan para leluhur. Dengan demikian eksistensi topeng malangan tidak hanya selalu direkatkan dengan atribut bernilai budaya saja melainkan ada unsur lain dalam suatu tradisi yang membentuk kepercayaan warga Kabupaten Malang untuk tetap melestarikan Topeng Malangan.
No Comments.