Item request has been placed! ×
Item request cannot be made. ×
loading  Processing Request

MAKNA SIMBOLIK MENGUPA DALAM UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU BATAK ANGKOLA DI KABUPATEN PADANG LAWAS

Item request has been placed! ×
Item request cannot be made. ×
loading   Processing Request
  • المؤلفون: Erwan Efendi, Julhanuddin Siregar, Mailin
  • المصدر:
    Al-Balagh : Jurnal Komunikasi Islam; Vol 2, No 1 (2018); 82-102 ; 2580-4359 ; 10.37064/ab.jki.v2i1
  • نوع التسجيلة:
    article in journal/newspaper
  • اللغة:
    English
  • معلومة اضافية
    • بيانات النشر:
      Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera utara
    • الموضوع:
      2018
    • Collection:
      E-Journal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
    • نبذة مختصرة :
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses mangupa dalam upacara adat pernikahansuku Batak Angkola, makna simbolik yang ada dalam upacara adat pernikahan suku Batak Angkola diKabupaten Padang Lawas, dan keselarasan antara pesan-pesan verbal yang ada dalam upacara adatmangupa dengan komunikasi islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkanbahwa: (1) Mangupa bertujuan untuk memberikan upah-upah kepada kedua mempelai tentang hidupberkeluarga dan bermasyarakat. Dalam upacara adat mangupa disediakan Bahan-bahan yang digunakansebagai perangkat pangupa berasal dari hewan seperti: pira manuk na nihobolan, manuk (ayam), horbo(kerbau), udang, ikan mas. Bahan-bahan pangupa yang berasal dari tumbuhan digunakan pada tradisimangupa adat angkola seperti: bulung ujung (daun pisang), burangir sampe-sampe (daun sirih), indahan(nasi putih), ulos (kain adat/ kapas), anduri (tampi bambu), gambir, pining (pinang), amak lappisan (tikarpandan berlapis), dan bahan-bahan pangupa yang berasal dari alam seperti: air putih, dan garam (sira).Nilai-nilai pemaknaan simbolik, bahan pangupa memiliki makna penting sebagai simbol yang digunakanpada kehidupan. (2) Alur proses mangupa dalam upacara adat pernikahan suku Batak Angkola di KabupatenPadang Lawas dimulai dengan mandok hata dari: (a) Orang kaya (MC, pembukaan), (b) ibu mempelailaki-laki dan suhut sihabolonan, (c) ayah mempelai laki-laki dan kahanggi, (d) mora dongan, Pisangrahut, hatobangan, alim ulama, dan unsur pemerintahan, (e) harajaon. Kemudian dibalas oleh keduapengantin, yang berfungsi memberi jawaban atas kata-kata nasihat yang telah disampaikan oleh keduaorang tua dan tokoh-tokoh adat. (3) Pesan-pesan komunikasi verbal dalam upacara adat mangupa sesuaidengan Perspektif Komunikasi Islam berdasarkan 6 prinsip gaya bicara atau pembicaraan (qaulan)yaitu: Qaulan Ma’rufan, Qaulan Kariman, Qaulan Maysuran, Qaulan Balighan, Qaulan Layyinan, danQaulan Sadidan.
    • File Description:
      application/pdf
    • Relation:
      http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/balagh/article/view/2964/1743; http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/balagh/article/view/2964
    • الرقم المعرف:
      10.37064/ab.jki.v2i1.2964
    • الدخول الالكتروني :
      http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/balagh/article/view/2964
      https://doi.org/10.37064/ab.jki.v2i1.2964
    • Rights:
      Copyright (c) 2018 AL-BALAGH: Jurnal Komunikasi Islam
    • الرقم المعرف:
      edsbas.4DFAF4B4