نبذة مختصرة : Minyak ikan banyak digunakan sebagai suplemen gizi, terutama karena kandungan EPA dan DHA di dalamnya yang bermanfaat bagi kesehatan, yaitu sebagai zat anti-inflamasi dan anti-aritmik yang bermanfaat bagi fungsi jantung. Metode pengukuran kadar DHA dan EPA sangat beragam, akan tetapi alat yang digunakan standart yaitu gas kromatografi. Penggunaaan gas kromatografi untuk pengukuran kadar DHA dan EPA pada umumnya menggunakan pelarut yang beragam. Tujuan dari praktik kerja lapang ini yaitu untuk membandingkan hasil pengukuran Kandungan EPA dan DHA pada minyak ikan salmon dengan metode BF3 dan HCl. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di Department of Fishery Product, Faculty of Fisheries, Kasetsart University, Thailand pada tanggal 6 Januari 2019 sampai 5 Februari 2019. Metode kerja yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Aspek yang perlu diperhatikan dalam praktik kerja lapang ini adalah pelarut yang digunakan, metode yang digunakan, dan alat-alat yang digunakan. Hasil pengukuran kandungan EPA dan DHA dengan menggunakan gas chromatography (GC) menunjukkan bahwa pelarut BF3 memiliki hasil yang lebih tinggi daripada pelarut HCl. Hal tersebut dapat terjadi karena pelarut BF3 merupakan pelarut standar yang selama ini digunakan untuk mengukur asam lemak pada minyak ikan dengan menggunakan gas chromatography (GC).
No Comments.