نبذة مختصرة : Latar belakang: Stunting adalah kelainan tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai usia akibat dari kekurangan gizi dan penyakit infeksi. Dalam jangka waktu pendek Stunting berdampak pada kecerdasan dan pertumbuhan fisik anak. Sedangkan dalam jangka waktu panjang Stunting menyebabkan penurunan kemampuan belajar serta meningkatkan risiko berbagai penyakit. Pada tahun 2022 prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 21,6%, sedangkan prevalensi Stunting di Sumatera Selatan turun menjadi 18,6% dengan Musi Rawas (25,4%), Ogan Ilir (24,9%), Banyuasin (24,8%), dan Muara Enim (22,8%) adalah daerah yang angka prevalensi Stunting-nya di atas nasional, sehingga menyebabkan pemfokusan lebih lanjut terhadap upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam edukasi pencegahan Stunting. Desa Burai merupakan daerah yang berkemungkinan tinggi terjadinya fenomena Stunting. Faktor lingkungan yang tidak terjaga sanitasinya, serta rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan keluarga terkait Stunting menjadi faktor dari tingginya kemungkinan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait pencegahan Stunting di Desa Burai secara lebih lanjut. Metode: Metode observasional desain studi potong lintang (cross-sectional) di Desa Burai pada 3 Maret 2023 dengan sampel responden ibu mempunyai balita sebanyak 70 responden. Instrumen berupa kuesioner dan interview, data dianalisisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil: Uji Chi Square menyatakan p-value untuk pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu masing-masing yaitu p= 0,36; p= 0,326; p= 0,015. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan/berarti antara pengetahuan maupun perilaku yang dimiliki ibu terhadap status gizi balita di Desa Burai. Namun, terdapat hubungan signifikan/berarti antara sikap yang dimiliki ibu terhadap status gizi balita di Desa Burai.
No Comments.