نبذة مختصرة : Menurut PPDGJ-III depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan gejala utama berupa afek depresif, kehilangan minat dan kehilangan energi yang ditandai dengan cepat lelah. Depresi dapat menjadi kondisi kesehatan yang serius, karena dapat berujung pada bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian kedua pada usia 15-29 tahun. Menurut Sayampanathan,dkk prevalensi gangguan cemas pada mahasiswa kedokteran di Asia mencapai 7,04%. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Riana pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yang mengalami depresi ringan 52 orang (34%), depresi sedang 24 orang (15,7%), depresi berat 28 orang (18,3%) dan yang mengalami depresi sangat berat 15 orang (9,8%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor resiko yang mempengaruhi kejadian depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan total sampel 142 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur yang digunakan berupa skala kuesioner skala Hamilton Depression Rating Scale, kuisioner PolaAsuh Orang Tua dan kuisioner Dukungan keluarga.Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik untuk multivariat. Hasil berdasarkan hasil penelitian dari 142 responden, 81 responden mengalami depresi dan 61 lainnya tidak mengalami depresi. Hasil uji chi square didapatkan faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, pola asuh orang tua, suku dan dukungan keluarga terhadap kejadian depresi mempunya inilai p < 0,05, sedangkan pada faktor indeks prestasi didapatka nilai p > 0,05. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan faktor resiko yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian depresi yaitu: jenis kelamin, tingkat kuliah, pola asuh orang tua, suku dan dukungan keluarga. . Hasil analisis multivariat menunjukan dari 5 faktor tersebut, faktor yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin.
No Comments.